Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit di Bumi Banturejo - Bayem - Kasembon - Malang.
Assalam mualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Hallo Gaess..!.
Jumpa kembali dengan Lereng kelud hanters, All life Explore anytime anywhere.
Semoga Sahabat Gaess semua sehat dan sukses selalu, diberikan Riski yang berlimpah dan barokah serta dimudahkan segala urusannya...! Aamin yaa robbal allamin...!.
Okey gaess, kali ini kita mempunya ulasan sejarah yang tentunya menarik untuk ditonton dan disimak...!
Yaitu sejarah tentang,
Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit di Bumi Banturejo Bayem Kasembon Malang.
CANDI SAPTO.
Candi Sapto merupakan salah satu dari dua situs peninggalan Kerajaan Majapahit, dan diperkirakan dibangun pada tahun 1330 Masehi. Situs ini terletak di wilayah administratif Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang, yaitu wilayah bagian paling barat kabupaten malang tepatnya di timur bertabatasan langsung dengan Kabupaten Kediri, tepatnya terletak di Dusun Banturejo Desa Bayem Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Provinsi Jawa timur, Indonesia.
Berjarak kurang lebih sekitar 85 kilometer dari pusat Kota Malang.
Kawasan cagar budaya Candi Sapto luasnya kurang lebih hampir 500 meter persegi.
Candi ini dikelilingi perdu sebagai pembatas dengan lingkungan sekelilingnya.
Gapura Pintu masuk ada di bagian Sekatan. Dan dilengkapi bangunan joglo untuk beristirahat atau ritual dan lain-lain.
Di situs ini belum terpasang papan plakat Nama dan keterangan Sejarah yang dapat memberikan sepenggal penjelasan mengenai asal usul Candi Sapto. Demikian juga nama perihal Candi Sapto (dalam bahasa Jawa sapto artinya tujuh). Tidak dapat dijadikan rujukan untuk menyelisik teka-teki sejarah situs purbakala yang berada di tepi hutan ini.
Akan tetapi menurut legenda di desa ini, candi ini konon dibangun oleh petinggi Kerajaan Majapahit saat singgah di kawasan ini. Sebagai tetenger (tanda), dibangunlah candi ini.
Di tempat ini sekarang tidak kita temui bangunan candi dengan struktur sempurna. Tinggalan yang paling menarik perhatian adalah enam buah arca dalam berbagai kondisi di sisi paling utara pelataran candi ini.
Arca-arca ini membentuk setengah lingkaran dengan sumbu menghadap ke barat.
Landasan arca merupakan beberan batu bata kuno yang dengan beberapa ukuran yang berbeda. Dijelaskan menurut Mas Cahyono selaku kuncen situs ini "jumlah arca di sini dahulu ada tujuh buah sehingga situs dinamakan Candi Sapto". Yang berada di situs ini ada lima arca, yang satu disimpan di Mapolsek Kasembon dan yang satu lagi hilang dicuri orang". Ujarnya.
Di sebelah Barat ada dua bidang lantai batu bata untuk menaruh beberapa artefak kuno dan yang sebelahnta adalah makam Mbah Sapto yang diyakini adalah Orang yang sudah babat wilayah Dusun Banturejo dan sekitarnya.
Keheningan hutan di sisi timur kawasan Candi Sapto, hamparan rumpun tebu di sebelah baratnya serta panorama di perjalanan sepanjang empat setengah kilometer dari Jalan Raya Kasembon menuju ke situs purbakala ini sungguh-sungguh menyajikan keindahan dan sedap dipandang sepanjangnya perjalanan.
Candi Kunci
Gunung Kelud diyakini mempunyai kekuatan teologis yang kuat dan menjadi pembatas antara kabupaten Malang, kabupaten Kediri, dan kabupaten Blitar. Di gunung yang masih aktif ini ada beberapa candi yang dibangun karena faktor keagungan atau faktor kesunyian gunung.
Ada dua candi yang terbangun di kaki gunung Kelud, Candi Bocok dan Candi Sapto. Jika dapat disimpulkan candi ini memang difungsikan sebagai juru kunci Kelud.
Lokasinya pun jika terjadi erupsi akan terdampak pula. Jika boleh disambungkan sepertinya hal ini yang menyebabkan rusaknya beberapa peninggalan purba di areal candi seluas kurang lebih 500 meter persegi ini.
Bila dilihat dari beberapa stupa yang mengelilingi candi ini, dapat disimpulkan candi ini digunakan oleh pemeluk agama Buddha.
Stupa-stupa yang mengelilingi candi semuanya berupa Budha, namun patung Budha ini ada yang unik, sayang sekali kepala arca-arca tersebut sudah dirusak oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.
Tempat berdirinya candi ini terbilang sangat pelosok, untuk mencapainya saja jika dari alun-alun Batu masih sekitar 48 kilometer ke arah Kabupaten Kediri.
Namun sangat cocok rasanya untuk belajar sejarah Candi Sapto sembari refreshing di Desa Wisata Bayem. Lokasi yang berada di pegunungan membuat tempat ini memiliki udara sejuk. Beberapa hutan di sekeliling candi seakan menjadi filter udara sekaligus penyegar tersendiri.
Itulah sekilas tentang Jejak sejarah kerajaan Majapahit di Candi Sabto.
Semoga bermanfaat kurang lebihnya mohon maaf dan terimakasih.
Wassalam muallaikum warohmatulohi wabarokatuh...! *LKH
Komentar
Posting Komentar