Tumenggung Surontani I (Raden Kertoyudo) .
Assalam mualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Hallo Gaess..!.
Jumpa kembali dengan Lereng kelud hanters, All life Explore anytime anywhere.
Semoga Sahabat Gaess semua sehat dan sukses selalu, diberikan Riski yang berlimpah dan barokah serta dimudahkan segala urusannya...! Aamin yaa robbal allamin...!.
Okey gaess, kali ini kita mempunya ulasan sejarah yang tentunya menarik untuk ditonton dan disimak...!
Yaitu sejarah tentang sebuah makam keramat atau Petilasan Mbah Surontani atau diduga makam atau petilasan Tumenggung Surontani. Yang berada di Dusun Puthuk Desa Banaran Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Provinsi Jawa timurtimur, Indonesia.
Tumenggung Surontani, atau Raden Kertoyudo.
Beliau adalah seorang Tumenggung yang terkenal sakti mandraguna (Kesatria pilih tanding), Pada masa Kesultanan Mataram.
Diduga Beliaulah yang sudah Babat (membuka) wilayah Dusun Puthuk Desa Banaran Kecamatan Kandangan dan Wilayah lereng gunung Kelud bagian utara serta wilayah Ngrowo Tulungagung, beliau juga merupakan keturunan Kerajaan Majapahit.
Kalau kita kaitkan situs-situs bersejarah diwilayah lereng kelud bagian utara yaitu kecamatan Kepung, Puncu, Kandangan (Kabupaten Kediri) Wonosalam (Kabupaten Jombang dan Selorejo Ngantang (Kabupaten Malang), mencakup tiga kabupaten sekaligus akan tetapi masing-masing wilayah tersebut terletak didaerah perbatasan yang saling berdekatan. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa beliau memang pernah singgah atau menetap, bahkan meninggal diwilayah tersebut.
Terbukti dengan adanya Punden-punden dan Makam-makam Keramat diwilayah tersebut. Dan yang menarik lagi, wilayah lereng kelud bagian utara masih berkaitan erat dengan sejarah dan silsilah keluarga Tumenggung Surontani.
Sebelum kita bahas lebih dalam, ada baiknya kita kaji dahulu arti kata Tumenggung Surontani ya gaess...!!!.
Tapi jangan lupa Like, Komen, Share dan Subscribe dulu ya...! Untuk mendukung perkembangan chanel kita, supaya lebih intens lagi, mengeksplorasi dan mengungkap tempat maupun situs-situs bersejarah di Nusantara.
Cek at dot.
Dari Nama Tumenggung Surontani.
Terdapat dua suku kata yaitu Tumenggung dan Surontani.
Tumenggung adalah gelar bagi kepala daerah (distrik) di Jawa, Kalimantan dan semenanjung Malaya.
Gelar tersebut di Jawa merupakan gelar yang cukup tinggi.
Sedangkan, kata Surontani memiliki arti wali pertanian (yang menguasai segala hal tentang pertanian dan lain-lain).
Jadi kata Tumenggung dan Surontani, masing-masing kata dapat diartikan sebuah gelar maupun jabatan.
Seorang Bangsawan di Jawa dan semenanjung Malaya sering kali juga menjabat sebagai Kepala Daerah di wilayah yang relatif jauh dari Ibu Kota atau perbatasan, sehingga gelarnya dapat menjadi Raja Tumenggung, Raden Tumenggung atau Pangeran Tumenggung. Padanan untuk gelar ini dalam tingkat keningratan.
Dari cerita tutur masyarakat Jawa Timur, Tumenggung Surontani adalah seorang Tumenggung dari Mataram yang diasingkan oleh rajanya ke daerah Jawa bagian timur, karena beliau terkenal sakti mandraguna dan dianggap dapat menjadi sebuah ancaman bagi tahta sang raja. Diduga terjadi sekitar tahun 1789 Masehi, yang pada jaman dahulu masih berupa daerah hutan belantara dan rawa-rawa.
Tumenggung Surontani yang karena kesaktiannya bisa merubah hutan belantara menjadi daerah yang makmur setingkat Kadipaten.
Yaitu membuka lahan pertanian di kawasan yang masih berupa Hutan Belantara dan rawa-rawa (Ngrowo) pada masa itu.
Keberhasilan Tumenggung Surontani ternyata terdengar sampai dilingkungan Kerajaan Mataram, dan Raja Mataram yang mendengar cerita itu langsung mengirimkan utusan untuk menemui Tumenggung Surontani, dan memerintahkan beliau untuk kembali bergabung dengan Kerajaan Mataram.
Mendengar perintah itu, Tumenggung Surontani pun langsung menolaknya dan dengan tegas menyuruh Utusan itu kembali ke Kerajaan Mataram.
Penolakan itu membuat Raja Mataram sangat marah setelah mendengar laporan dari Punggawanya dan langsung menyuruh Punggawanya yang lain untuk kembali ke daerah Tumenggung Surontani untuk memungut upeti (pajak) sebanyak-banyaknya.
Namun Tumenggung Surontani tetap membangkang dan tidak mau memberi upeti, karena dia menganggap daerah itu adalah hasil jerih payahnya dan bukan daerah Kekuasaan Mataram.
Dengan berjalannya waktu, lama kelamaan daerah itu semakin berkembang pesat, malah sebaliknya Mataram semakin mengalami kemunduran dan bayak orang-orang penting di Kerajaan Matarampun berpindah ke daerah Ngrowo (Tulungagung) karena melihat kondisi tersebut.
Tumenggung Surontani pun semakin berjaya..! dan daerah kekuasaannya pun menjadi Kadipaten yang sangat besar dan akhirnya Tumenggung Surontani wafat di daerah Ngrowo dan dimakamkan di Desa Wajak Kidul pada tahun 1826 Masehi.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bila beliau wafat dan dimakamkan di Desa Banaran, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, atau mungkin di Petilasan-petilasan yang lainnya juga bisa.
Kalau kita mengaitkan situs-situs bersejarah yang berada diwilayah lereng kelud bagian utara, seperti kecamatan Puncu, Kecamatan Kepung, Kecamatan Kandangan, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Wono salam dan lainnya.
Banyak sekali situs-situs atau Punden-punden yang berada di kawasan tersebut yang berhubungan dengan Tumenggung Surontani.
Hal ini menjadi indikator-indikator penting sebagai bahan eksplorasi kita.
Indikator-indikator yang kita dapat dari penelusuran kita yaitu.
1. Di wilayah tersebut terdapat lima makam Cucu dari Tumenggung Surontani 2.
Yaitu Raden Poncotoyo (Mbah Karsiman), tinggal di Desa Siman. Raden Poncowati (Mbah Patih), tinggal di Desa Juwah. Raden Anengpati (Mbah Jimat), tinggal di Desa Keling Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Raden Poncolegowo (Mbah Macan Wulung), tinggal di Wono salam Kabupaten Jombang, dan yang tertua adalah Raden Poncoreno, tinggal di Dusun Banu Desa Bantu rejo Kecamatan Selo rojo Ngantang Kabupaten Malang.
2. Masing-masing daerah-daerah tersebut letaknya saling berdekatan.
Seperti yang kita dapat dari sejarah tutur masyarakat setempat dikatakan bahwa ke lima Kesatria Mataram itu dikirim oleh kakeknya yaitu Tumenggung Surontani 2, seorang Tumenggung dari Kadipaten Tulungagung.
3. Di Desa Banaran ini saja terdapat lima punden atau makam keramat tua yaitu Mbah Imam Selamet, Mbah Surontani, Sunan Pekik (Mbah Imam Fakih) dan lain-lain.
Lima Makam Keramat tersebut adalah juga utusan atau atau Ksatria dan Ulama penyebar Agama Islam dari Mataram juga. Dan kebetulan makam mereka juga berada disatu Desa yang sama.
Bahkan batu-batu andesit seperti umpak, watu dakon, batu persegi panjang dan lain-lain. Diperkirakan usia batu-batu tersebut sejaman dengan candi Surowono era Bre Wengker dari Majapahit.
4. Diwilayah tersebut diatas terdapat banyak sekali Keluarga Kesultanan Mataram, Punggawa, Ulama dan lain-lain yang berasal dari Mataram. Seperti Syeikh Ali Muttholibin guru dari Pangeran Diponegoro, Syeikh Saifulloh Hamzah, Syeik Ponconolo, Syeik Imam Nawawi dalam satu Kecamatan yang sama, dan masih banyak lagi.
5. Wilayah-wilayah tersebut merupakan daerah-daerah persawahan dan pertanian yang sangat subur dengan air yang berlimpah sepanjang waktu. Sesuai dengan kata Surontani.
6. Dikisahkan menurut sejarah tutur dari masyarakat setempat, Tumenggung Surontani 2 sewaktu masih muda pernah diajak ayahnya yaitu Tumenggung Surontani 1 berkeliling di tempat tugasnya yaitu pada saat ayahnya ditugaskan di wilayah gunung Kelud bagian utara.
7. Dikisahkan menurut sejarah tutur dari masyarakat setempat, Tumenggung Surontani 2, mengutus 5 cucunya tersebut diatas untuk mencari dan membuka lahan baru diwilayah gunung Kelud bagian utara.
Dari indikator-indikator tersebut, dapat kita simpulkan bahwa...!
Diduga, makam Surontani, yang berada di Dusun Puthuk, Desa Banaran, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, ini adalah Makam, Tumenggung Surontani 1.
Beliau adalah ayah dari Tumenggung Surontani 2, yang makamnya berada di Wajak Kidul Tulungagung.
Itulah sedikit sejarah dari Tumenggung Surontani dan makam atau petilasan beliau.
Semoga hasil penelusuran kita bermanfaat, sebagai bahan belajar kita bersama tentang sejarah leluhur kita yang telah berjasa besar terhadap kehidupan saat ini.
Kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih.
Jumpa kembali di next video.
Wassalam mualaikum warohmatulohi wabarakatuh...!
Komentar
Posting Komentar